Sabtu, 31 Agustus 2013

UANG / DUIT


Perkenalkan namaku adalah UANG/DUIT. Orang barat menyebutku MONEY...

Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia.

Aku juga "bisa" merubah perilaku bahkan sifat manusia karena manusia mengidolakan aku.

Banyak orang berubah kepribadiannya, mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!

Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya miskin, terhormat atau terhina.

Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku.

Aku juga bukan pihak ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara2 aku. Anak dan orangtua berselisih gara2 aku.

Sangat jelas juga aku bukan Tuhan, tapi manusia menyembah aku seperti Tuhan.

Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku?!

Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku.

Perlu aku ingatkan, aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda.

Kalau suatu hari anda di panggil Tuhan, aku tidak akan bisa menemani anda, apalagi menjadi penebus dosa2 anda, anda harus menghadapi sendiri dengan sang Pencipta lalu menerima penghakimanNya...

Saat itu, Tuhan akan hitung2an dengan anda, APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGUNAKAN aku dgn baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai TUHAN?

Ini informasi terakhirku: Aku TIDAK ADA DI SURGA! Jadi jangan cari aku disana ya...
Lagi-lagi uang, Ujung-ujungnya Duit...
sobat, pandai-pandailah menggunakan uang...

PINTU-PINTU MASUKNYA SETAN KEMANUSIA

1. Al jahlu (kebodohan)
2. Al ghadhab (marah)
3. Hubbud dunya (gila dunia)
4. Thulul amal (panjang angan-angan)
5. Al hirshu (tamak)
6. Al bukhlu (pelit)
7. Al kibru (sombong)
8. Hubbul madhu (gila pujian)
9. Ar riyaau (pamer)
10. Al 'ujubu (bangga diri)
11. Al jaza'u wal hala'u (panik dan galau)
12. Ittiba'ul hawa (menuruti nafsu)
13. Su udz dzon (prasangka buruk)
14. Ihtiqorul muslim (merendahkan orang islam)
15. Ihtiqorudz dzunub (meremehkan dosa)
16. Al amnu min makrillah (merasa aman dari ancaman Allah)
17. Al qunuth min rahmatillah (pesimis dari rahmat Allah)

ya Allah jauhkanlah kami dari sifat-sifat di atas, amin...

Misteri Angka Kelahiran Manusia Menurut Al Qur’an


Pemaparan tentang karakter manusia dilihat dari angka tanggal lahir serta padanan dengan juz dan nama surat hanyalah bersifat serba kemungkinan. Namun pembacaan atas karakter-karakter berdasarkan juz dan nama surat tersebut didasarkan pada beberapa hal :
1. karakter-karakter tersebut didasarkan pada pembacaan terhadap karakter umum dari kandungan surat dalamtiap-tiap juz . setiap surat dalam setiap juz mengandung makna dan pengertian dengan karakteristik yang berbeda-beda baik dari segi cakupan, objek maupun sasarannya. Dengan membaca karakter –karakter surat dalam tiap juz itulah kemudian disusun padanan kemungkinannya dengan karakter manusia
2. berdasarkan pertimbangan pertama tadi maka sesungguhnya setiap orang mampu melakukan pembacaan yang berbeda terhadap karakter surat dalam tiap-tiap juz tersebut sehingga sangat mungkin hasil yang diperoleh tidaklah sama dengan apa yang dipaparkan disini
3. semua pemaparan ini masih bersifat relatif dan sangat mungkin disempurnakan dengan penelitian lanjutan yang lebih akurat.
Berikut arti dari tanggal lahir seseorang menurut Al Qur’an :
Tanggal satu
Secara simbolik, orang yang lahir pada tanggal satu memiliki padanan dengan juz 1 yang memuat dua surat yaitu surat Al faatihah dan surat Al Baqarah. Orang ini Insya Allah cenderung menyukai hal baru , berbakat menjadi pemimpin, seorang pionir ( pelopor ), idealis, cenderung ingin sempurna pandai memanfaatkan kesempatan, harus selalu jadi prioritas utama namun juga egois dan sering mengulangi kesalahan yang sama. Orang yang belum mengenalnya akan mengira sebagai sosok yang angkuh dan sulit ditaklukkan.

Tanggal dua
Secara simbolik orang yang lahir pada tanggal 2 dan memiliki padanan utuh dengan surat Al baqarah insya Allah akan tumbuh menjadi sosok pekerja keras taat akan hukum dan aturan , memiliki jiwa sosial dan kepedulian yang tinggi, menyukai hal-hal yang bersifat rutinitas dan jika dia mampu cenderung menjadi seorang dermawan. Namun yang bersangkutan juga kurang inisiatif, sering dimanfaatkan orang lain serta gampang percaya kepada orang lain.

Tanggal tiga
Orang yang lahir pada tanggal 3 memiliki padanan dengan juz 3 dan kemungkinan akan tumbuh menjadi seorang pemimpin ( walaupun dalam kelompok kecil )memiliki karakter sebagai sosok yang berhati-hati dalam bertindak, mengayomi , tegas suka suasana perdebatan dan agak cerewet. Jika wanita ia cenderung tomboy, ingin menang sendiri , seorang pemimpi dan sering berfantasi

Tanggal empat
Orang yang lahir pada tanggal 4 memiliki padanan dengan juz a yang terdiri dari Surat Ali imran dan An nisaa. Orang ini Insya Allah akan tumbuh menjadi sosok yang sensitif dan perasa ,bersifat feminim , protektif terhadap keluarga ,kreatif, kompak tapi mudah dipengaruhi ,agak iseng (jahil ) dan penggoda namun yang bersangkutan juga bisa memiliki karakter sebagai sosok yang berhati-hati dalam bertindak , mengayomi, tegas , suka suasana perdebatan dan agak cerewet

Tanggal lima
Orang yang lahir pada tanggal ini insya Allah akan tumbuh menjadi sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan namun bersifat lemah secara mental dan senang melakukan konfrontasi. Selain itu juga bisa sangat ambisius ,mudah berbangga diri namun sekaligus percaya diri , mudah dipercaya tapi tak mudah percaya pada orang lain , dapat memperlakukan orang lain dengan lebih terhormat jika sebelumnya ia dihormati dan suka berpetualang atau merantau

Tanggal enam
Orang yang lahir pada tanggal ini kemungkinan akan menjadi sosok yang banyak diperlukan banyak orang ,menyukai perubahan dan memiliki insting yang lumayan tajam namun demikian ia cenderung menjadi sosok yang cepat bosan, selalu ingin dilayani dan susah diatur

Tanggal tujuh
Orang yang lahir pada tanggal 7 dan berpadanan dengan juz ini insya Allah akan tumbuh menjadi sosok yang memiliki insting tajam namun terkadang kurang mandiri dan seenaknya sendiri. Ia juga memiliki kecenderungan sebagai sosok yang emosional, pemalu dan kurang percaya diri serta cepat berubah pikiran. Dalam perkembangannya sosok yang lahir pada juz 7 ini harus lebih banyak diberikan pengarahan dan pendampingan karena kemungkinan dia akan tumbuh menjadi sosok yang patuh pada aturan-aturan dan jalan kebenaran

Tanggal delapan
Orang yang lahir pada tanggal ini kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok yang cermat dan teliti, mudah mengambil hati orang lain, penuh inspirasi namun terlihat sombong ,serta suka meremehkan dan cepat puas apalagi setelah mengalami sedikit keberhasilan

Tanggal sembilan
Orang yang lahir pada tanggal 9 dan berpadanan dengan juz 9 ini insya Allah akan tumbuh menjadi pribadi yang optimis, memiliki mobilitas yang tinggi ,menukai perubahan namun emosional, gampang berubah pendirian dan saat marah suka menyakiti diri sendiri

Tanggal sepuluh
Orang yang lahir pada tanggal 10 dan berpadanan dengan juz 10 kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok yang pemaaf, perfeksionis ,mudah bergaul ,tegas, tidak suka basa-basi ,tidak cepat puas ,ingin selalu diperhatikan namun juga keras kepala dan mudah goyah

Tanggal sebelas
Orang yang lahir pada tanggal ini kemungkinan akan menjadi sosok yang cepat menyesuaikan diri ,memiliki banyak cara untuk keluar dari persoalan, setiap kemauannya harus terpenuhi licin dan cerdik ,tidak bisa dikekang, susah diatur serta mudah menhyangkal dan banyak alasan. Sosok ini juga amat menyukai berbagai keindahan dan berbakat jadi seniman. Sosok ini juga sering dibutuhkan banyak orang ,mudah menerima dan berhati-hati dalam berbuat ,tidak banyak kemauan ,pasif terkadang diremehkan dan peka perasaanya

Tanggal dua belas
Orang yang lahir pada tanggal 12 dan memiliki padanan dengan juz 12 inssya Allah akan menjadi manusia percaya diri ,memiliki sifat optimisme yang tinggi ,tekun ,teliti disukai banyak orang ,emosional tidak mudah percaya ,tidak bisa menahan keinginan dan sekaligus ambisius .sosok ini juga dapat tumbuh menjadi oreang yang mahir dalam menyusun siasat sehingga sangat tepat jika diarahkan untuk menjadi seorang ahli politik

Tanggal tiga belas
Orang yang lahir pada tanggal ini dan berpadanan dengan juz 13 cenderung menjadi sosok yang multi talenta dan kompleks. Ia dapat tumbuh menjadi seorang pemikir, berkepribadian dinamis menyukai perbedaan ,mudah menarik perhatian , suka berpikir logis, suka berdebat namun temperamental dan cenderung lambat memahami sesuatu. Selain itu yang bersangkutan juga dapat tumbuh menjadi pembimbing yang baik ,patuh pada aturan , keras dan tegas ,banyak rencana dan rela berkorban.

Tanggal empat belas
Orang yang lahir pada tanggal 14 dan berpadanan dengan juz 14 yang memuat surat al Hijr dan an Nahl kemungkinan akan tumbuh menjadi manusia yang perfeksionis keras kepala ,telaten tapi gampang goyah pendirian dan mudah dipengaruhi. Selebihnya orang ini biasanya juga termasuk sosok yang rajin dan tekun,ramah ,peka pada suasana disekitarnya, berjiwa sosial pandai memanfaatkan kesempatan ,rapi tapi cerewet ,sensitif agak cengeng dan pendendam

Tanggal lima belas
Oreang yang lahirnya pada tanggal ini dan berpadanan denga juz 15 kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok yang idealis ,memiliki banyak ide ,suka berkhayal, emosional serta lebih produktif jika beraktifitas pada malam hari (kegiatan yang bik dan bermanfaat ) selain itu yang bersangkutan juga kemungkinan akan memiliki sifat-sifat seperti suka menolong dapat menjadi pengamat yang baik ,pandai menyimpan rahasia ,tidak mudah percaya ,suka memendam masalah dan mengurung diri serta susah ditebak maksudnya

Tanggal enam belas
Secara simbolik orang yang lahir pada tanggal 16 dan berpadanan dengan juz 16, insya Allah akan menjadi sosok yang penuh dengan sifat kepengasuhan namun bersifat kekanak-kanakan. Sosok ini cenderung menyukai anak-anak , suka mengajar , sabar , memiliki banyak cara dalam menyelesaikan masalah ,bicara berdasar bukti namun sayangnya sering difitnah. Selain itu orang yang lahir pada tanggal ini juga cenderung bersikap misterius , suka bepergian dapat memegang teguh aturan tetapi sekaligus suka lari dari masalah

Tanggal tujuh belas
Orang yang lahir pada tanggal 17 dan berpadanan dengan juz 17 kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab ,berbakat menjadi seorang pemimpi dan pemikir dapat menjadi pendengar yang baik, bisa bersikap menerima apa adanya ( ikhlas ) namun tidak memiliki banyak kemauan , selain itu orang ini cenderung beranggap-an segala sesuatu harus sempurna ,mudah dipengaruhi , terburu-buru ingin cepat sampai tujuan menyukai keramaian dan sering berpikir muluk-muluk

Tanggal delapan belas
Orang yang lahir pada tanggal 18 dan berpadanan dengan juz 18 ini kemungkinan akan tumbuh menjadi seorang yang normatif ,sensitif dan bersifat feminim, fanatik terhadap sesuatu yang ia yakini namun mudah terpancing emosinya. Selain itu yang bersangkutan juga termasuk orang yang mudah memberikan jalan keluar ,cermat memilah masalah ,dapat menjadi seorang pendengar setia namun mudah tersinggung suak mengungkit-ngungkit serta gampang menyalahkan

Tanggal sembilan belas
Orang yang lahir pada tanggal 19 dan berpadanan dengan juz 19 kemungkinan akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki skala prioritas dalam berbuat, gemar membandingkan dan ceplas-ceplos dalam berbicara namun kurang inisiatif dan tidak banyak kemauan. Selain itu juga cenderung pandai mengambil hati namun suka berbelit-belit ,kurang berani untuk menyampaikan keinginan ,agak cerewet ,tidak banyak keinginan ,romantis dan mudah bekerjasama

Tanggal dua puluh
Orang yang tanggal lahirnya 20 , insya Allah akan menjadi sosok yang memiliki insting kuat ,memiliki perencanaan yang baik ,pandai memanfaatkan peluang ,susah bekerja sendiri , mudah panik dan tidak bisa disalahkan ,mudah tersinggung dan tidak bisa ditentang. Selain itu juga cenderung berani menyampaikan keinginan dan pendapat.dapat memegang komitment , mudah bergaul, tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan ,romantis namun juga pendendam ,emosional dan pencemburu

Tanggal dua puluh satu
Orang yang lahir pada tanggal 21 dan berpadanan dengan juz21 insya Allah akan tumbuh menjadi sosok yang mudah bergaul sehingga banyak kenalan ,sabar, dinamis ,kurang menyukai keramaian ,tidak berpikir panjang , kurang pandai memelihara jaringan , bekerja kurang sistematis dan mudah tersinggung. Namun selain itu yang bersangkutan juga cenderung bersifat optimis ,banyak akal ,anggun, temperamental suka bertindak semaunya dan ingin menang sendiri ,pencemburu berat, setiap kemauannya harus dipenuhi ,bijaksana , berbakat menjadi seorang pemimpin dapat melindungi komunitasnya ,sabar ,memiliki tekad kuat ,otoriter dan setiap perintahnya harus dituruti

Tanggal dua puluh dua
Orang yang lahir pada tanggal 22 dan berpadanan dengan juz 22 insya Allah akan menjadi sosok pekerjakeras ,suka tantangan dan senang melakukan berbagai eksperimen ,keras kepala mudah lupa diri kalau sudah berhasil ,kreatif , memiliki banyak ide dan relasi ,tidak mudah terpuruk seandainya mengalami suatu kesedihan atau kegagalan namun seringkali diperlakukan tidak baik oleh orang-orang disekitarnya

Tanggal dua puluh tiga
Orang yang lahir pada tanggal 23 dan berpadanan dengan juz 23 kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok yang senang bergaul ,mudah bersosialisasi , memiliki wawasan luas dan banyak akal, penyabar ,mudah lari dari masalah ,pendiam, bijaksana ,tidak mudah percaya namun juga teguh memegang keyakinan . selain itu sosok ini juga mudah putus asa namun pandai menyembunyikan perasaan

Tanggal dua puluh empat
Orang yang lahir pada tanggal ini dan berpadanan dengan juz 24 insya Allah akan menjadi sosok yang tenang , penyabar, tegas tidak pandai mengutarakan sesuatu ,cenderung pemalu, namun juga bisa angkuh jika memiliki kelebihan , tidak senang berbelit-belit kuat pendirian tetapi terkadang ceroboh

Tanggal dua puluh lima
Orang yang lahir pada tanggal ini dan berpadanan dengan juz 25 , insya Allah akan tumbuh menjadi sosok yang toleran , suka tantangan , sangat cocok bekerja di bidang kelautan ,penuh inisiatif ,suka menolong , pemaaf tapi mudah sombong jika memiliki kelebihan. Sosok ini juga cenderung materialistis , fanatik ramah namun kerap juga suka memaksakan kehendak. Selain itu sosok ini juga kerap egois ,suka menerima nasihat namun sebenarnya mudah ditaklukkan

Tanggal dua puluh enam
Orang yang lahir pada tanggal 26 dan berpadanan dengan juz 26 kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok yang egois ,teguh pendirian ,rela berkorban senang bersikap kontroversial ,materialis ambisius ,optimis ,cermat dan pemaaf kalau perempuan suka bergosip ,dapat menghibur diri kalau sedih ,tidak mudah putus asa dengan cacian orang dan cenderung lemah lembut dan romantis

Tanggal dua puluh tujuh
Orang yang lahir pada tanggal 27 dan berpadanan dengan juz 27 kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab ,kuat pendirian ,usil dengan orang lain ,berbakat jadi astrologi , suka popularitas , memiliki wibawa dan pengaruh kuat ,suka membantu ,lemah lembut , dermawan, pelupa sangat loyal jika ia ikut dalam sebuah organisasi , senang berbuat keributan dan cenderung keras kepala dan temperamental

Tanggal dua puluh delapan
Orang yang lahir pada tanggal 28 dan nberpadanan dengan juz 28 cenderung menjadi sosok yang tidak mudah percaya dan suka berdebat ,kurang suka bergaul dan bersosialisasi ,kurang dapat dipercaya , lemah lembut cenderung bertingkah kontradiktif , penakut ,agak sombong dan sangat perhitungan terhadap harta teliti ,sayang keluarga dan protektif

Tanggal dua puluh sembilan
Orang yang lahir pada tanggal 29 dan berpadanan dengan juz 29 ini insya Allah akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki jiwa kepemimpinan ,cakap dan teliti , kuarang pandai berterimakasih ,selalu inginmenjadi yang utama ,sering diremehkan , penyabar, ulet ,tertutup rapi dan suka kebersihan ,materialis ,perfek dan jika sedang melakukan sesuatu semuanya harus sempurna ,dermawan dan amanah

Tanggal tiga puluh
Orang yang lahir pada tanggal 30 dan berpadanan dengan juz 30 insya Allah akan tumbuh menjadi pribadi yang dermawan ,suka tantangan ,sensasional senang membuat berita ,keras kepala ,kurang menghargai orang lain pandai menengahi masalah ,gampang membuat masalah ,suka bertindak yang dapat merugikan orang lain , suka bekerja keras , berwibawa, pemalu berbakat jadi pembaharu ,materialis, senang pada ilmu dan sangat teliti dan mudah terguncang jiwanya jika mengalami sesuatu cobaan ,suka tergesa-gesa , cenderung suka bersenang-senang suka mengumpat dan arogan

Tanggal tiga pulu satu
Orang yang lahir pada tanggal 31 sebenarnya tidak memiliki bagian karena juz al Qur’an hanya berjumlah sebanyak 30. Namun orang yang lahir pada tanggal 31 dapat dihitung dengan tiga cara untuk dapat mengetahui kemungkinan karakternya
Pertama, dihitung dengan angka tanggal yang paling dekat dengan angka tanggal tersebut yaitu tanggal 31 sangat dekat dengan angka tanggal 30 dan tanggal 1. Jadi orang yang lahir pada tanggal 31 dapat dibaca kemungkinan karakternya berdasarkan tanggal 30 dan 1
Kedua, orang yang lahir pada tanggal 31 hanya memiliki nama surat saja yaitu surat ke 31 yang tidak lainadalah surat al Lukman. Secara simbolik orang yang tanggal lahirnya berpadanan dengan surat ke 31 ini cenderung bijak ,berbakat jadi seorang p-emimpin , sabar memiliki tekad kuat namun otoriter sehingga setiap perintahnya harus dituruti
Ketiga, dalam kelompok juz ,surat lukman termasuk kedalam juz 21 oleh karena itu silahkan di baca apa karakter oran yang angka kelahirannya berpadanan dengan juz 21.

Bagi yang Melalaikan Sholat Subuh

Penulis: Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin
--------------------------------------------------------------------------------
Banyaknya manusia yang lalai dari sholat Subuh, baik dalam pelaksaannya maupun dalam mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengannya, telah menimbulkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan masyarakat muslim. Maka berikut ini kami ketengahkan beberapa fatwa Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin -Salah seorang ulama besar Saudi Arabia- rahimahullâh berkaitan dengan sholat Subuh. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Soal 1 :
Apakah lebih baik memanjangkan sholat shubuh, khususnya (memanjangkan) bacaannya ?
Jawab:
Ya, termasuk sunnah dalan sholat shubuh hendaknya memanjangkan bacaannya. Dan hendaknya dari bacaan yang panjang diambil dari surat-surat Mufashshal yaitu dari surah Qaaf sampai Amma (An-Naba`,-pent) kemudian memanjangkan bacaannya, demikian pula memanjangkan ruku’ dan sujudnya lebih dari yang lainnya.

Soal 2 :
Seorang lelaki terkena junub beberapa menit sebelum sholat shubuh, apakah dia tayamum atau mandi ? Jika mandi, barangkali dia akan kehilangan sholat shubuh (berjama’ah, -pent), perlu diketahui bahwa sholat telah ditegakkan.
Jawab :
Wajib baginya untuk mandi sekalipun kehilangan sholat berjama’ah, karena mandi dari junub termasuk syarat sahnya sholat menurut kesepakatan (para ulama). Adapun sholat berjama’ah wajib dan tidak mungkin bertentangan dengan syarat yang wajib.

Soal 3 :
Jika sekelompok orang dalam perjalanan (safar), kemudian salah satu dari mereka terkena junub, apakah dia harus mandi atau tayamum, perlu diketahui bahwa waktunya pendek dan saat itu musim dingin yang sangat menusuk, apa yang mesti dilakukan ?
Jawab :
Jika mengkhawatirkan akan dirinya dari bahaya jika harus mandi, atau air hanya sedikit yang mereka butuhkan untuk minum dan masak, maka dia boleh tayamum. Dan jika air itu banyak atau mungkin bisa menjaga dingin dengan menjerangnya dan mandi di tempat yang terjaga dari hawa dingin, maka wajib baginya untuk mandi.

Soal 4 :
Banyak dari para imam yang terus menerus membaca beberapa surah yang di dalamnya ada ayat sajadah khususnya hari jum’at, apakah hal itu ada dasarnya atau tidak ?
Jawab :
Adapun membaca ayat-ayat yang di dalamnya ada ayat sajadah maka tidak mengapa untuk membacanya, berdasarkan firman Allah Ta’âlâ,
"Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur`ân." (QS. Al-Muzzammil : 20)
Adapun membaca ayat sajadah pada hari jum’at, maka yang disyari’atkan adalah hendaknya seseorang membaca, Alif Laam Miim Tanzil yakni surah As-Sajadah pada raka’at pertama dan Hal Atâ ‘Alal Insân (Yaitu surah Al-Insân,-pent.) pada raka’at yang kedua. Bukanlah yang dimaksud dengan Alif Laam Miim Tanzil adalah surah yang di dalamnya ada ayar sajadah tapi yang dimaksudkan adalah surah (As-Sajadah) itu sendiri. Jika mudah baginya untuk membaca (surah As-Sajadah) pada raka’at pertama dan pada Hal Atâ ‘Alal Insân raka’at kedua, maka inilah yang disyari’atkan. Kalau tidak, maka janganlah menyengaja membaca surat yang di dalamnya ada ayat sajadah sebagai ganti dari surat As Sajadah.

Soal 5 :
Banyak orang yang mereka memiliki kesiapan yang sempurna untuk menunaikan sholat subuh, kemudian meletakkan semua sebab namun tidak juga menunaikan sholat, maka apa yang mesti kita nasehatkan terhadap orang-orang seperti mereka? Apa hukum sholatnya setelah dia bangun? Apa dia berdosa?
Jawab :
Wajib baginya untuk mengerjakan semua sebab yang menjadikannya dia mengikuti sholat shubuh dengan berjama’ah, diantaranya dengan tidur lebih awal, karena sebagian orang suka terlambat tidur dan mereka tidak tidur kecuali menjelang shubuh kemudian tidak mampu untuk bangun sekalipun sudah memasang jam weker dan menyuruh orang untuk membangunkannya. Oleh karena itu, kami menasehati dia dan orang yang seperti dia agar mereka tidur lebih awal sehingga bisa bangun dengan mudah dan mengikuti sholat berjama’ah.
Adapun apakah dia berdosa ? Ya, dia berdosa jika sebabnya adalah hal seperti ini, baik karena keterlambatan tidur atau karena meninggalkan kehati-hatian untuk bisa bangun maka dia berdosa.

Soal 6 :
Sekelompok orang dalam rihlah atau safar, kemudian mereka semua tertidur dari sholat shubuh dan tidak bangun kecuali setelah matahari terbit, apakah mereka mengqadha’ sholat dengan berjama’ah atau sendiri-sendiri ? Apakah imam mengeraskan bacaannya, sementara mereka menunaikannya pada saat seperti ini ?
Jawab :
Ya, jika ditaqdirkan mereka sekelompok orang dalam safar dan semua tertidur dan tidak bangun kecuali setelah matahri terbit, maka hendaknya mereka berjalan dulu dari tempat mereka berada, kemudian wajib dikumandangkan adzan dan sholat sunnah rawatib fajar kemudian iqamah dan mereka menunaikan sholat secara berjama’ah dan imam mengeraskan bacaannya sebagaimana telah dikerjakan oleh Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa sallam.

Soal 7 : 
Ada sebagian orang yang memberi perhatian khusus sholat shubuh berjama’ah hanya di bulan Ramadhan saja dan tidak mengerjakannya di bulan yang lain, apa nasehat anda kepada mereka ?
Jawab :
Saya nasehatkan kepada mereka agar bertaqwa kepada Allah Ta’âlâ dalam semua waktunya baik di bulan Ramadhan atau di bulan yang lainnya karena manusia diperintahkan untuk beribadah kepada Allah Ta’âlâ sampai maut mendatanginya, Allah Ta’âlâ berfirman,
" Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. Al Hijr : 99)

Soal 8 :
Apa hukum orang yang luput baginya sholat shubuh secara berjama’ah karena membangunkan anak-anaknya ? Apa nasehat anda ?
Jawab :
Saya nasehatkan agar membangunkan anak-anaknya sebelum adzan sehingga bisa menunaikan sholat berjama’ah, tidak halal baginya untuk meninggalkan sholat berjama’ah lantaran membangunkan anak-anaknya. Jalan keluarnya adalah dengan membangunkan mereka lebih awal dalam tempo yang bisa untuk membangunkan mereka dan mendapatkan sholat berjama’ah. Adapun membiarkan mereka sampai terdengar adzan kemudian bangkit membangunkan mereka, maka terkadang anaknya banyak dan tidurnya lelap maka ini berarti sikap ceroboh darinya.

Soal 9 :
Apa hukum orang yang menunaikan semua sholat (dengan berjama’ah) kecuali sholat shubuh ?
Jawab :
Dia berdosa dengan meninggalkan sholat shubuh berjama’ah, wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta’âlâ dan menunaikan sholat shubuh dengan berjama’ah. Maka dikhawatirkan dengan kumunafikan pada orang yang seperti itu keadaannya karena Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَثْقَلُ الصَّلَوَاتِ عَلَى الْمُنَافِقِيْنَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِيْهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
"Sholat yang paling berat terhadap orang-orang munafiqin adalah sholat Isya’ dan sholat Subuh, jika mereka mengetahui (keutamaan) apa yang ada pada keduanya (yakni sholat Isya’ dan sholat Subuh) pasti mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (Muttafaq ‘alaih)

Soal 10 :
Apakah imam masjid bertanggung jawab dengan sholat berjawab ? Apa nasehat anda kepadanya ?
Jawab 
Tidaklah imam masjid bertanggung jawab dengan jama’ahnya, namun hendaknya dia mengingatkan mereka dengan nasehat dan bimbingan. Baik nasehat itu bersifat umum yang dia berbicara terhadap mereka di masjid atau secara khusus dimana ketika melihat sesorang menggampangkan (sholat berjama’ah) kemudian dia datangi dan menasehatinya, maka dia bertanggung jawab terhadap mereka dalam hal yang berkaitan dengan sholat. Artinya hendaknya dia mengerjakan dalam sholatnya dengan cara yang lebih sempurna, tidak terburu-buru yang menghalangi mereka untuk melakukan hal-hal yang disyari’atkan.

Soal 11 :
Apa hukum orang yang tertidur dari sholat Isya’ kemudian bangun untuk sholat shubuh dan menunaikannya, namun di tengah-tengah sholatnya dia ingat belum mengerjakan sholat Isya’, apakah dia menyempurnakan sholat subuhnya atau apa yang musti dikerjakan ?
Jawab :
Ya, dia menyempurnakan sholat shubuhnya kemudian sholat Isya’.

Soal 12 :
Apakah cukup dengan adzan pertama untuk mengerjakan sholat shubuh sebelum waktunya ?
Jawab :
Tidak cukup dengan adzan pertama untuk mengerjakan sholat shubuh, karena adzan untuk sholat itu tidak dikerjakan kecuali setelah masuk waktunya, karena Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا حَضَرَتِ الصّلَاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدَكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرَكُمْ قُرْآنًا
"Jika sudah tiba waktu sholat maka hendaknya salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan dan mengimami kalian yang paling banyak (hafalan) Al-Qur`annya."

Soal 13 :
Apa hukum orang yang memasang jadwal waktu kerja resmi dan sholat shubuh dalam waktu tersebut, baik itu jam tujuh atau jam setengah tujuh, apakah dia berdosa, bagaimana hukum sholatnya ?
Jawab :
Dia berdosa dalam perbuatannya itu tanpa ada keraguan dan dia termasuk orang yang lebih mementingkan dunia mengalahkan akhiratnya. Allah Ta’âlâ telah mengingkarinya dalam firman-Nya,
Tetapi kamu (orang-orang) kafir memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A’lâ : 16-17)
Sholatnya yang seperti ini tidak akan diterima dan bisa lepas dari tanggung jawabnya, kelak dia akan dihisab karenanya pada hari kiamat maka wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta’âlâ dan hendaknya sholat bersama kaum muslimin kemudian tidur setelah itu sampai waktu kerja resminya.

Soal 14 :
Apa nasehat anda secara umum kepada semua laki-laki dan perempuan?
Jawab :
Saya nasehatkan kepada setiap muslim untuk menjaga sholat shubuhnya dan sholat-sholatnya yang lain karena sholat merupakan tiang agama yang merupakan ibadah yang paling pokok setelah mengucapkan dua kalimah syahadat. Barang siapa meninggalkannya maka dia telah kafir dan barang siapa yang menyia-nyiakannya maka dia dalam bahaya. Allah Ta’âlâ berfirman,
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dantidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun." (QS. Maryam : 59-60)
Maka jika mereka bertaubat dan beramal shalih, diharapkan mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan janji dari Allah Ta’âlâ dengan firman-Nya,
"Maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun." (QS. Maryam : 60)

Soal 15 :
Seorang laki-laki luput baginya sholat subuh berjama’ah bersama kaum muslimin, apakah dia sholat rawatib atau cukup sholat shubuh saja ? Perlu diketahui bahwa jama’ah sudah keluar dari masjid.
Jawab :
Dia dahulukan sunnah (rawatib) dari sholat yang wajib (shubuh) karena rawatibnya sholat shubuh adalah sebelum mengerjakan sholat shubuh, sekalipun orang-orang yang sholat telah keluar dan sekalipun telah keluar dari waktunya.

Soal 16 :
Jika orang-orang menunaikan sholat ‘Idul Fitri di tempat sholat shubuh maka apakah makan beberapa butir kurma sebelum sholat shubuh atau lebih utama pulang kepada keluarganya kemudian membuat langkah baru untuk menunaikan sholat ‘ied ?
Jawab :
Jika tidak mungkin untuk pulang, kita katakan : Jangan keluar dari rumah sampai makan dahulu karena keluarmu dari rumah dengan menunaikan sholat shubuh dan sholat ‘ied.

Soal 17 :
Jika seorang muadzin lupa mengucapkan "Ash-Sholâtu Khairun Minan Naum" apa yang mesti dia lakukan ?
Jawab :
Jika seorang muadzin lupa mengucapkan "Ash-Sholâtu Khairun Minan Naum" maka yang dikenal oleh para ulama bahwa adzannya sah, karena ucapan "Ash-Sholâtu Khairun Minan Naum" dalam adzan shubuh itu hukumnya sunnah bukan wajib dengan dalil bahwa Abdullah bin Zaid radhiyallâhu ‘anhu ketika melihat adzan dalam tidurnya, beliau melihatnya dan tidak ada lafadz ini maka ucapan ini adalah tidak wajib dan jika dikumandangkan oleh sesorang dalam adzan shubuh setelah masuk waktu shubuh maka itu lebih utama dan jika tidak melafadzkannya maka tidak mengapa.

Soal 18 :
Sesorang ketinggalan satu raka’at dari sholat shubuh, apakah dia menyempurnakan dengan jahr (bacaan keras) atau sirr (bacaan pelan) ?
Jawab : Dia boleh memilih, namun lebih utama untuk menyempurnakannya dengan sirr karena barangkali ada orang lain yang menunaikannya maka akan mengganggunya jika dikeraskan bacaannya.

Soal 19 : Saya duduk (di dalam masjid,-pent) sampai terbit matahari dan belum mengerjakan sholat sunnah sebelum shubuh, apakah cukup dengan mengerjakan sholat sunnah Isyraq tanpa mengerjakan sholat sunnah sebelum shubuh ?
Jawab : Apakah kita katakan sampai Isyraq atau sampai Syuruq? Syuruq adalah terbitnya matahari sebelum naik sampai sepenggalah dan Isyraq adalah menyebarnya cahaya matahari. Yang jelas jika kamu menunaikan sholat Isyraq maka itu belum mencukupi dari mengerjakan sholat sunnah sebelum shubuh dan jika mengerjakan sholat sunnah sebelum shubuh ini juga tidak mencukupi, karena zhahirnya adalah seorang muslim mengerjakan dua raka’at khusus untuk Isyraq dan hal ini lebih hati-hati. Maka dia mengerjakan sholat sunnah fajar kemudian sholat sunnah Isyraq.

Soal 20 :
Saya mendengar hadits –Wallähu A’lam- yakni,
مَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِيْ جَمَاعَةٍ ثُمَّ جَلَسَ يَذْكُرُ اللهَ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةً تَامَّةً تَامَّةً
"Barang siapa yang sholat shubuh berjama’ah kemudian duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit kemudian sholat dua raka’at maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna dan sempurna."
Pertanyaan : Apakah hadits ini shahih atau lemah? Mudah-mudahan Allah membalas anda dengan kebaikan.
Jawab :
Hadits ada syahidnya dalam shahih Muslim bahwa Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam jika sholat shubuh beliau duduk di tempat sholatnya sampai terbit matahari adalah hasan, namun yang ada dalam shahih tidak menyebutkan bahwa Nabi shollallâhu ‘alaihi wa sallam sholat sesudah itu. Dan hadits yang disebutkan oleh penanya adalah tidak mengapa dan sanadnya adalah hasan.

http://an-nashihah.com/index.php?mod=article&cat=Fatwa&article=85



Menikah Dalam Kacamata Islam

Penulis: Al-Ustadz Abul Faruq Ayip Syafrudin

Menikah, sebagaimana praktik ibadah lainnya dalam Islam, juga terkepung oleh pelbagai penyimpangan. Bagaimana sesungguhnya “menikah” dalam kacamata Islam?

‘Imran bin Hiththan bin Zhabyan, seorang tabiin. Sebelum badai fitnah menghantam, ia seorang yang masyhur dengan menuntut ilmu dan hadits. Lantas, petaka pun tiba. Berawal dari dorongan hasratnya untuk menyadarkan putri pamannya, Hamnah, dari kungkungan paham Khawarij yang menyelimutinya. Ia pun beranjak coba merajut angan. Ia melangkah, mengikat tali kasih dengan putri berparas ayu Kharijiyah. Namun, angan tinggal angan. Citanya semula yang hendak menyadarkan Hamnah dari pemahaman Khawarij, ternyata sirna. Dirinya terfitnah. Pemahaman Khawarij sang istri justru menggerus benaknya. Lunturlah pemahaman Ahlus Sunnah yang lekat padanya. Jadilah ia seorang Khawarij. Ibnu Zhabyan As-Sadusi Al-Bashri, semula termasuk orang yang dijuluki ‘mata para ulama’, akan tetapi kini ia berubah menjadi seorang tokoh papan atas Khawarij. (Lihat Siyar A’lamin Nubala`, Adz-Dzahabi, 4/114- 115, Tahdzibut Tahdzib, Ibnu Hajar Al-’Asqalani, 3/317-318)

Sesungguhnya hati manusia semuanya ada di antara dua jari jemari Ar-Rahman. Jika menghendaki, Allah Subhanahu wa Ta'ala bisa memalingkan setiap hati manusia sesuai yang Dia kehendaki. Hendaknya setiap manusia merasa dirinya tidak aman dari fitnah. Ketergelinciran hati manusia bisa disebabkan dari arah manapun. Inilah yang harus diwaspadai. Tak menutup kemungkinan pula ketergelinciran hati seseorang disebabkan karena pernikahan. Berapa banyak orang yang terjatuh pada kesyirikan, lantaran pernikahan dan prosesi yang menyertainya. Berapa banyak pula, disadari atau tidak, mereka terjatuh pada kemaksiatan. Menyadari hati yang bisa berubah-ubah, lemah, mudah terwarnai keadaan dan perlu tiang pancang nan kokoh, hendaknya seorang yang beriman kembali pada apa yang telah dituntunkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Berdasar hadits dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiyallahu 'anhuma, ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ قُلُوبَ بَـنـِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِـعِ الرَّحْمَنِ كَـقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَـشَاءُ. ثُمَّ قَـالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Sesungguhnya hati Bani Adam semuanya di antara dua jari dari jari jemari Ar- Rahman, seperti hati satu orang, Dia palingkan kemana Dia kehendaki.” Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati-hati kami pada ketaatan kepada-Mu.” (HR. Muslim, no. 2654)

Demikianlah yang dituntunkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Memohon diberi ketetapan hati untuk senantiasa kokoh ada dalam ketaatan pada-Nya. Taat dalam setiap keadaan, termasuk saat menginjak ke pelaminan. Hingga dengan pernikahan tersebut, seseorang bisa menjadikannya sebagai wasilah (perantara) untuk meraup keteguhan iman. Pernikahan tersebut benar-benar menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena, nikah itu adalah sepenggal bentuk ibadah, yang merupakan bentuk pengamalan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“Dan aku pun menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 5063 dan Muslim dalam Shahih-nya no. 1401, penggalan dari hadits Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu)

Becerminlah dari Ummu Sulaim radhiyallahu 'anha, seorang shahabiyah yang mulia. Ia menjadikan pernikahannya mampu mengantarkan kebaikan bagi dirinya, suaminya, kehidupan rumah tangganya, dan dakwah secara umum. Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bertutur:
تَزَوَّجَ أَبُو طَلْحَةَ أُمَّ سُلَيْمٍ، فَكَانَ صَدَاقُ مَا بَيْنَهُمَا الْإِسْلَامَ، أَسْلَمَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ قَبْلَ أَبِي طَلْحَةَ فَخَطَبَهَا فَقَالَتْ: إِنِّي قَدْ أَسْلَمْتُ، فَإِنْ أَسْلَمْتَ نَكَحْتُكَ. فَأَسْلَمَ فَكَانَ صَدَاقَ مَا بَيْنَهُمَا

“Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim. Yang menjadi mahar bagi pernikahan keduanya adalah Islam. Ummu Sulaim memeluk Islam sebelum Abu Thalhah. Maka, Abu Thalhah pun lantas melamar Ummu Sulaim. Kata Ummu Sulaim, ‘Sungguh aku telah memeluk Islam. Jika engkau hendak menikahiku, engkau harus memeluk Islam terlebih dulu.’ Kemudian Abu Thalhah pun memeluk Islam. Keislamannya itu menjadi mahar (dalam pernikahan) keduanya.” (HR. An-Nasa`i dalam Sunan-nya, no. 3340. Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu menshahihkan hadits ini)

Dalam riwayat lain dari Tsabit, dari Anas, dia berkata: “Abu Thalhah telah melamar Ummu Sulaim. Maka, Ummu Sulaim berkata, ‘Demi Allah, orang yang sepertimu, wahai Abu Thalhah, tidak layak ditolak. Tetapi engkau lelaki kafir, sedangkan aku seorang muslimah. Tak halal bagiku untuk menikah denganmu. Jika engkau mau memeluk Islam, maka (keislamanmu) itu sebagai maharku. Aku tidak meminta yang selainnya.’ Lantas Abu Thalhah pun memeluk Islam dan itulah yang menjadi maharnya.” Tsabit berkata: “Tidak pernah aku mendengar sama sekali tentang mahar yang lebih mulia dari yang diberikan kepada Ummu Sulaim, yakni Islam.” (Sunan An- Nasa`i, no. hadits 3341 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)

Asy-Syaikh Abu Munir Abdullah bin Muhammad Utsman Adz-Dzammari hafizhahullah (salah seorang ulama terkemuka di Yaman), terkait kisah hadits di atas, memberikan nasihat yang laik dicamkan benar-benar oleh kaum muslimin. Kata beliau hafizhahullah, “Begitulah yang semestinya diucapkan seorang muslimah. Dia tidak tertipu dengan harta kekayaan yang dimiliki pihak lelaki. Padahal, Abu Thalhah tergolong orang Anshar yang kaya harta. (Namun demikian) Ummu Sulaim tidak meminta harta kekayaan yang banyak dari Abu Thalhah. Tidak meminta perhiasan emas, tidak juga yang lainnya. Yang diminta hanyalah dia (Abu Thalhah) memeluk Islam karena Allah Rabbul ‘alamin, sekaligus dijadikan mahar baginya. Abu Thalhah pun memeluk Islam. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikannya seorang laki-laki beriman, shalih dan membantu (perjuangan) agama hingga Allah Subhanahu wa Ta'ala mewafatkannya dalam Islam. Dengan (kecerdasan) akal seorang wanita beriman ini dan dengan keimanannya (Ummu Sulaim), ia menjadi pria tangguh, kokoh, dan berserah diri.” (Ni’matuz Zawaj wa Shalahuz Zaujaini, Abu Munir Abdullah bin Muhammad Utsman Adz-Dzammari, hal. 9)

Adapun larangan seorang muslimah dinikahkan dengan seorang laki-laki musyrik telah nyata dalilnya. Terkait masalah ini, Asy-Syaikh Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaili menyatakan bahwa pengharaman menikahkan muslimah dengan laki-laki musyrik, sama saja baik laki-laki tersebut mubtadi’ (melakukan bid’ah yang menjadikan dia musyrik, pen.) atau selainnya, maka hujjah dalam masalah ini jelas berdasar Al-Kitab dan ijma’ (kesepakatan) umat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلاَ تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا

“Dan janganlah kalian menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita beriman) sebelum mereka beriman.” (Al-Baqarah: 221)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلاَ تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لاَ هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلاَ هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ

“Maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak pula halal bagi mereka.” (Al-Mumtahanah: 10)

Maka, sungguh telah nyata kedua ayat di atas mengharamkan pernikahan muslimah terhadap orang kafir dan musyrik secara mutlak. Sama saja, baik dia seorang ahli kitab atau paganis (penyembah berhala) yang tidak memiliki kitab (bukan ahli kitab), tetap haram.” (Mauqif Ahlis Sunnah wal Jama’ah min Ahlil Ahwa` wal Bida’, hal. 377)
Sedangkan pengharaman seorang muslim menikah dengan wanita kafir musyrikah, berdasar firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَلاَ تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (Al-Baqarah: 221)

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَلاَ تُمْسِكُوا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ

“Dan janganlah kamu tetap berpegang kepada tali (pernikahan) dengan perempuan- perempuan kafir.” (Al-Mumtahanah: 10)

Dua ayat tersebut menjadi dalil atas pengharaman menikahi wanita musyrikah secara umum oleh kaum muslimin. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengecualikan yang demikian terhadap wanita-wanita ahli kitab, berdasar firman-Nya:
الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan menikahi) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu.” (Al-Ma`idah: 5)

Maka, selama Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan keringanan dalam masalah menikahi para wanita ahli kitab, hal itu menjadi boleh. Adapun selain mereka, dari kalangan wanita-wanita musyrikah, larangan menikahi mereka tetap berlaku berdasar keumumannya. Seperti, (larangan menikahi) wanita-wanita penyembah berhala, patung-patung, bintang-bintang, dan api. Termasuk dalam hal ini, menghukumi mereka dari kalangan wanita-wanita pelaku kesyirikan dari kalangan ahli bid’ah, dihukumi karena kekafiran mereka. Hal ini jika mengaitkan para wanita tersebut kepada Islam. (Mauqif Ahlis Sunnah wal Jamaah min Ahlil Ahwa` wal Bida’, hal. 374)

Diungkapkan pula oleh Asy-Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili hafizhahullah, atsar yang dinukil dari para imam salaf menunjukkan keharaman menikahi ahli bid’ah yang telah sampai batas ambang kekafiran. Seperti, Jahmiyah dan Qadariyah. Maka tidak boleh menikahkan mereka kepada para wanita Ahlus Sunnah disebabkan kekufurannya. Apabila telah telanjur menikahkannya, maka wajib fasakh (membatalkan) pernikahannya ketika itu juga.

Terkait Syiah Rafidhah, beliau hafizhahullah menukil ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu (dalam Majmu’ Fatawa, 32/61) saat menjawab pertanyaan tentang hukum menikah dengan Rafidhi (penganut paham Rafidhah, ed.) dan orang yang mengatakan tidak wajib shalat lima waktu. Kata Syaikhul Islam: “Tidak boleh seseorang menikahkan wanita yang di bawah perwaliannya kepada seorang Rafidhi dan yang meninggalkan shalat. (Bila) saat menikahkannya atas dasar (pengetahuan) sesungguhnya dia seorang Sunni, menunaikan shalat lima waktu, kemudian diketahui bahwa dia seorang Rafidhi dan meninggalkan shalat, maka mereka harus mem-fasakh pernikahan tersebut.” (Ibid, hal. 380)

Dalam masalah pernikahan, Syiah menganut pemahaman membolehkan nikah mut’ah. Terjadi nikah mut’ah manakala seorang lelaki menikahi wanita dalam jangka waktu tertentu. Jika jangka waktu tertentu itu habis, maka selesailah ikatan pernikahan tersebut. Tidak membutuhkan talak. Tidak ada nafkah bagi wanita itu. Tidak ada beban tanggung jawab pada laki-laki terhadap anak-anak yang dilahirkan wanita tersebut (karena hubungan keduanya). Tidak pula mewarisi (harta) dari laki-laki tersebut. Ini model pernikahan jahiliah. (Tashilul Ilmam bi Fiqhil Ahadits min Bulughil Maram, Asy- Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kitabun Nikah, hal. 340)

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengharamkan mut’ah pada perang Khaibar, yaitu tahun ketujuh dari hijrah. Setelah perjanjian Hudaibiyyah, sebelum Fathu Makkah. Kemudian saat perang Authas (nama tempat dekat kota Tha`if), disebut juga perang Hunain, tahun kedelapan hijrah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membolehkan mut’ah selama tiga hari sebagai bentuk rukhshah (keringanan). At- Tarkhish (rukhshah) artinya dibolehkan sesuatu yang asalnya terlarang dengan disertai adanya sebab yang membahayakan. Telah menjadi ijma’ (kesepakatan) di kalangan ulama bahwa nikah mut’ah adalah batil. Dibolehkan saat diberlakukan rukhshah (pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, pen.) dan setelah itu rukhshah itu dihapus. Yang masih memberlakukan nikah mut’ah ini hingga sekarang adalah Syiah Rafidhah.” (Tashilul Ilmam, hal. 340-341)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah secara tegas melarang nikah mut’ah. Dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu 'anhu, berkata:
رَخَّصَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَامَ أَوْطَاسٍ فِي الْمُتْعَةِ ثَلَاثًا ثُمَّ نَهَى عَنْهَا

“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberi rukhshah (keringanan) pada tahun Authas dalam masalah mut’ah selama tiga hari, lalu melarangnya.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya, no. 1405)

Diriwayatkan dari Ali Radhiallahu'anhu, dia berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ مُتْعَةِ النِّسَاءِ يَوْمَ خَيْبَرَ وَعَنْ أَكْلِ لُحُومِ الْحُمُرِ الْإِنْسِيَّةِ


“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang mut’ah pada hari Khaibar. Beliau juga melarang makan daging keledai jinak pada hari itu.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, no. 4216, dan Muslim dalam Shahih-nya, no. 1407)

Mewujudkan Pernikahan Islami

Penulis: Redaksi Asy-Syariah

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memaknakan dalam haditsnya, menikah adalah menyempurnakan setengah dari agamanya. Ungkapan ini menegaskan betapa pernikahan menduduki posisi yang mulia dalam Islam. Ia bukan sekadar lembaga untuk menghalalkan “aktivitas ranjang”. Namun lebih dari itu. Menikah merupakan babak baru dari seorang individu muslim menjadi sebentuk keluarga di mana ia akan menegakkan syariat agama ini bukan hanya untuk dirinya sendiri namun juga terhadap pasangan hidupnya, anak-anaknya, dst.

Nilai kemuliaan atau kesakralan pernikahan dalam Islam juga tecermin dari “prosesi” pendahuluan yang juga beradab. Islam hanya mengenal proses ta’aruf. Bukan praktik iseng atau coba-coba layaknya pacaran. Namun dilambari niatan yang tulus untuk berumah tangga sebagai bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala diringi dengan kesiapan untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan dari pasangan hidupnya. Bukan niatan-niatan duniawi seperti mengejar materi, menutup aib, mengubur rasa malu, atau sekadar pelarian dari “patah hati”.

Islam juga mengatur proses walimah atau resepsi pernikahan yang menonjolkan nuansa kesederhanaan dengan diliputi tuntunan syariat. Bukan mengukuhi adat, tidak pula kental dengan tradisi Barat. Walimah dalam Islam, bukanlah hajatan yang sarat gengsi sehingga menuntut sahibul hajat untuk menyelenggarakan di luar kemampuannya.

Walimah nikah juga tidaklah dimaknai sebagai acara jual beli yang memperhitungkan untung rugi atau minimalnya “balik modal”, sebagaimana hal ini tecermin dalam budaya amplop. Sehingga yang diundang tidak dibedakan antara yang “beramplop tebal”, “tipis”, atau bahkan yang “tidak beramplop sama sekali”. Alhasil, tidak berlaku kaidah “yang penting bukan orangnya yang datang (untuk mendoakan), namun amplopnya.” Bahkan sebagaimana disitir dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut makanan dari walimatul ‘urs yang hanya mengundang orang-orang kaya sebagai sejelek-jelek makanan.

Lebih-lebih jika itu semua dibumbui acara-acara yang tidak memiliki makna secara Islam seperti (dalam adat Jawa) siraman, ngerik, midodareni, jual dawet, panggih, balang suruh, nginjak telur, dan sebagainya. Atau yang sok kebarat-baratan (baca: latah) dengan standing party (pesta berdiri), tukar cincin, lempar bunga, berciuman di depan tamu undangan, dansa, atau yang sekadar menyuguhkan “hiburan” berupa musik (organ tunggal).

Namun demikian, soal kemungkaran dalam proses menikah ini tidak hanya terjadi dalam dunia awam. Di kalangan aktivis atau pergerakan Islam juga tak sepi dari kemungkaran. Dalam niat, tak sedikit dari mereka yang meniatkan menikah karena ingin lari dari ”masa lalu”, semata menghindari orangtua yang dianggap jauh dari nilai- nilai Islam, dan sebagainya. Dalam tataran praktik ada yang mengawali proses nikah dengan pacaran ”Islami”, saling tukar foto, biro jodoh ”Islami”, hingga menikah tanpa wali.

Sebaliknya, ada pula kelompok sempalan Islam yang justru mengajarkan untuk hidup membujang atau selibat sebagaimana ini telah dilakoni para pastor, frater, bruder, suster, biksu/biksuni, biarawan/biarawati, rahib, dan sejenisnya. Itulah salah satu inti ajaran Sufi. Membiaklah dari gaya hidup menyimpang ala “rohaniwan-rohaniwan” ini, beragam kelainan seperti homoseks, pedofilia, incest (hubungan seks sedarah), dan lainnya.

Tak kalah “kacau balau”, adalah apa yang menjadi amalan ibadahnya orang-orang Syiah Rafidhah, yakni nikah mut’ah. Model pernikahan yang umum disebut dengan kawin kontrak ini praktiknya justru menjadi pintu perzinaan yang dikemas legal. Tak heran, jika ada orang-orang yang diulamakan atau ditokohkan tertangkap basah melakukan perzinaan, alasan nikah mut’ah kerap mengemuka.


Begitulah ketika fitrah agama ini dilanggar. Perzinaan semakin subur, perilaku seksual menyimpang kian meluas, dan kerusakan masyarakat pun menjadi bom waktu. Maka sudah masanya bagi kita untuk menghidupkan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala, mewujudkan pernikahan Islami di tengah masyarakat kita!

Jumat, 23 Agustus 2013

Betapa indahnya ketika berbicara tentang surga

Dan tahukan engkau apa itu surga? Surga adalah rumah tinggal yang abadi yang menjadi tujuan setiap hamba Allah yang shalih. Surga adalah pusat aspirasi semua hamba Allah. Surga adalah di atas apa yang kita lihat, di atas apa yang kita dengar dan di atas apa yang muncul dalam pikiran manusia, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 107-108:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (*) Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya. (QS Al-Kahfi: 107-108).

Rasulallah SAW bersabda, sebagaimana disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dari hadits riwayat Abu Hurairah, (Allah berfirman, Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih surga yang (kenikmatannya) belum pernah ada mata yang telah melihat, dan tidak pernah ada telinga yang telah mendengar maupun telah terdetik di hati manusia).

Dengan kasih Allah dan rahmat-Nya kepada kita,  Dia telah membentangkan gambaran surga yang nikmat itu, dengan menekankan keabadian dan kesempurnaan, tanpa kekurangan sedikitpun, tidak panas atau dingin, tidak lelah dan tidak sibuk dengan hiruk pikuk, tak ada kerugian, tidak ada yang dicurangi. Sekali teguk kenikmatan di surga melupakan semua penderitaan dalam hidup ini. Timbul pertanyaan, mengapa semua ini diceritakan wahai hamba-hamba Allah? Hal ini semata untuk mengajak orang-orang beriman ke surga dengan penuh semangat. Agar mereka bergegas menuju berbagai kebahagiaan, taman dan segala istananya.  Sebab surga adalah tempat tinggal yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, dipersiapkan sebagai rumah untuk orang-orang yang dicintai-Nya agar mengisinya dengan rahmat, kemuliaan dan ridha-Nya. Dia menggambarkan kenikmatannya sebagai kemenangan besar, pemiliknya sebagai raja diraja, segala kebaikan dan kemurniannya dijaga dari setiap cacat dan kekurangan. Celakalah jiwa-jiwa yang tidak menginginkan hal itu, tidak ingin melihatnya, dan tidak berusaha untuk masuk ke dalamnya!

Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk merenungkan hadits-hadits Nabi SAW yang terkait langsung dengan mereka yang dijanjikan surga, seraya berdoa kepada Allah agar kita dimasukkan surga bersama keluarga dan kerabat kita semua. Tak ada surga kecuali dengan berusaha menggapainya.

Pesan Pertama: Kisah Abu Bakr dan amalan-amalan baiknya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata: “Rasulullah SAW berkata, Siapa di antara kamu yang berpuasa hari ini? Abu Bakar menjawab: “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?” Abu Bakar berkata: “Aku”. Dia berkata lagi, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini? Abu Bakar berkata, “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Aku”. Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Jika terkumpul seluruh amalan seperti di pria ini, niscaya ia akan masuk surga”.

Diriwayatkan dari Abd al-Rahman bin Abi Bakr,  dia berkata, “Rasulullah SAW shalat subuh, kemudian bertemu dengan para sahabatnya”. Dia berkata: “Apakah ada di antara kalian yang hari ini berpuasa? Umar bin al-Khattab menjawab, “Ya Rasulallah, aku tidak berniat puasa, maka pagi ini aku berbuka (sarapan).” Abu Bakar berkata, “Kalau aku, sejak semalam sudah berkata pada diriku sendiri untuk puasa, maka aku puasa.” Rasulullah SAW kemudian bertanya lagi, “Apakah ada di antara kalian hari ini yang menjenguk orang sakit? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami shalat dan berdoa denganmu, bagaimana kami dapat menjenguk orang yang sakit?” Abu Bakar berkata: “Aku mendengar bahwa adikku, Abdul Rahman bin Auf, merintih maka aku mencari cara untuk bisa mengunjunginya ketika aku datang ke masjid, Rasulullah SAW bertanya lagi, “Sudahkan ada di antara kalian yang bersedekah hari ini? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami kan shalat dan  berdoa bersamamu dan tidak sempat istirahat.” Abu Bakar berkata: “Ketika aku masuk masjid di tengah jalan kujumpai pengemis, di tanganku ada segenggam roti yang kudapat dari Abdurrahman, aku berikan kepadanya”. Rasulallah SAW kemudian bersabda, “Aku beri kabar gembira untukmu (Abu Bakar, termasuk ahli) surga.” Umar menggumam, “oh…oh… oh… ahli surga.”

Pesan Kedua: Utsman radhiallahu anhu dan Infaq.

Diriwayatkan dari Tsamama bin Hazn al-Qusyairi, radhiallahu anhu, dia berkata: Aku menyaksikan Peristiwa Dar (yaum al-dar), ketika mereka, penduduk Madinah, memuliakan Ustman untuk bercerita amal-amal baiknya di hari itu. Ustman berkata: “Tahukah kalian bahwa ketika Rasulallah sampai ke kota Madinah, dan tak ada cadangan air (di kota itu) kecuali sumur milik Raumah. Rasulallah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membelinya dan menjadikan embernya dan ember kaum muslimin masuk ke sumur itu, niscaya baginya surga? Aku membelinya dari harta tabunganku. Hingga hari ini, aku larang diriku sendiri untuk meminum air dari sumur itu hingga aku harus minum air laut. Mereka menjawab, “Ya”. Utsman berkata lagi, “Dan dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, tahukah kalian bahwa (suatu hari) masjid itu sudah sempit dengan jamaah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mau membebaskan tanah si fulan, niscaya diberikan kebaikan baginya dari masjid itu hingga ke surga, aku membelinya dari hartaku. Hingga hari ini aku cegah diriku untuk shalat dua rakaat di masjid itu”. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, Tahukan kalian bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang membekali tentara, niscaya wajib baginya surga. Maka aku berikan perbekalan (pada tentara). Mereka berkata, “Ya Allah, ya benar”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah, Tahukah kalian aku  dulu berada di gunung Tsabir di pinggir kota Mekah bersama-sama dengan Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, maka tiba-tiba gunung terguncang, sehingga batunya berjatuhan ke dasar, Rasulullah SAW menghindar dengan kakinya, dan berkata: “Tenanglah wahai (gunung) Tsabir. Sesungguhnya, di dekatmu ada seorang Nabi, seorang yang jujur dan dua orang yang menjadi syahid. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata, “Allah Akbar, saksikanlah aku agar kelak masuk surga, wahai tuhan pemilik Ka’bah. Ia berucap tiga kali.

Pesan Ketiga: Terjaga dengan ibadah di waktu malam:

Salah seorang tabiin (generasi setelah sahabat Nabi) berkata, saat itu mereka tengah merindukan surga dan para bidadarinya, “Aku akan membeli seorang bidadari dari sekian banyak bidadari surga dengan mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam, aku tidak akan tidur sampai aku selesai khatam tersebut.” Dia sudah mengkhatamkan sebanyak dua puluh Sembilan juz, lalu rasa kantuk menyerang hingga ia tertidur. Dalam tidurnya ia mimpi bertemu bidadari, dan sang bidadari berkata berkata,

Apakah engkau akan meminang bidadari sepertiku, dan engkau tertidur. Sementara orang yang mencintaiku, aku haramkan tertidur. Karena aku dicipta untuk setiap orang yang banyak melakukan shalat dan rajin bangun malam. Mendengar itu, ia terbangun, dan langsung melanjutkan usahanya, dan ia kemudian berkata: Dengan izin dan rahmat Allah, aku akan berusaha untuk mendapatkan semua ini, untuk mendapatkan salah satu dari bidadari itu.

Abu Sulaiman Aldarini – belas kasihan Tuhan – suatu kali tertidur pada suatu malam malam, dia dikenal sebagai ahli ibadah, seorang yang zuhud, dan tulus kepada Allah, dan ketulusan dengan Tuhan, Yaman itu sendiri, termasuk surga yang penuh kenikmatan. Pada suatu malam dia berkata, tidur dan diri kadang-kadang berbicara tentang apa yang Anda inginkan dan apa yang ingin Anda dan termasuk cinta – berkata: Aku melihat – sebagaimana yang sering dilihat oleh orang tengah tidur, suatu kali bidadari datang kepadaku dan berkata: “Inikah perbuatan orang-orang shalih?” “Wahai Abu Sulaiman – Apakah engkau tertidur dan aku telah menunggumu sejak lima ratus tahun”. Tidak ada Tuhan selain Allah; Sejak itu, ia tak lagi tidur kecuali hanya sedikit saja, hal itu dimaksudkan agar ia sungguh-sungguh bertemu dengannya.

Pesan Keempat: Bilal bin Rabah, radhiallahu anhu dan wudhu:

Bilal adalah bujang yang bekerja pada Abu Bakar, semoga Allah senang dengan dia. Ia termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, karena itu ia dihukum oleh kaumnya dan mereka memaksanya untuk bersaksi “Tuhanku Latta dan Uzza”. Namun, Bilal tetap teguh berkata, “Ahad… ahad…”  Datanglah Abu Bakar dan membebaskannya dari perbudakan dengan membelinya seharga tujuh (sebagian mengatakan lima) kantong emas. Rasullah SAW kemudian menyatakannya sebagai manusia merdeka. Maka, sejak itu Bilal menjadi muadzin Nabi, baik saat berdiam di Madinah atau saat berperjalanan.

Abu Hurairah RA berkata: Suatu hari Rasulullah SAW beserta Bilal: “ceritakanlah padaku satu pekerjaan yang dilakukan dalam Islam memberikan manfaat, aku mendengar Nabi SAW mengatakan ia sudah mendengar suara sandal Bila di surga. Bilal menjawab, aku tidak mengerjakan apa-apa, kecuali menjaga wudhuku hingga seringkali aku shalat maghrib dengan wudhu shalat dzuhur.”

Pesan Kelima:  Di mana tokoh seperti Abu Dahdah sekarang?

Abu Dahdah, nama lengkapnya adalah Tsabit bin Dahdah al-Anshari, salah satu pelaku sejarah perang Uhud dan menemui kematiannya pada perang tersebut. Diriwayatkan dari Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Betapa banyak decak kekaguman untuk Abu Dahdah di surga”. Dan diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani dalam kitab Al-Awsat  (2/517)  dari hadits Umar dengan lafadz, manakala ayat Allah SWT turun, “barangsiapa yang memberikan pinjaman kepada Allah sebaik-baik pinjaman” Abu Dahdah berkata, Ya Rasulallah, apakah kita harus meminjamkan Allah dengan harta kita?”. Rasulallah SAW menjawab, “Ya.” Dia berkata: Sesungguhnya aku punya dua dinding (lantai), satu di atas, satu lagi di bawah.. Aku telah meminjamkannya untuk Allah.

Pesan Keenam: Tidak Ghibah:

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “bahwasanya ada seseorang bertanya, Ya Rasulallah, si fulan dikenal banyak melakukan shalat dan puasa, hanya saja dia selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya. Rasulallah bersabda, “Dia di neraka.” Orang tersebut bertanya lagi, “Sementara ada juga si fulanah dikenal sedikit saja shalat dan puasanya sebab dia sibuk memberi makan sapinya, dan dia tidak mengguncingkan tetangganya”. Rasulallah SAW bersabda, “dia di surga”.


Semoga bermanfaat!